Kotabaru (Kemenag Ktb) – Kantor Kementerian Agama (Kan.Kemenag) Kabupaten Kotabaru melalui Penyelenggara Zakat dan Wakaf menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk menentukan awal puasa 1 Ramadan 1443 H / 2022 M, Jum’at petang (01/04/22) di lantai IV gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotabaru.
Pengamatan hilal berlangsung mulai pukul 18.11 wita sampai dengan 18.19 wita atau sekitar 8 menit dengan menggunakan peralatan theodolite dan teropong. Turut hadir pada kegiatan itu Kepala Pengadilan Agama Kotabaru, bebrapa perwakilan lembaga dan organisasi keagamaan di Kabupaten Kotabaru.
Berdasarkan pengamatan selama kurang lebih delapan menit, Kepala Kantor Kemenag Kotabaru Dr. H. Ahmad Kamal menuturkan,timnya beserta peserta lainnya tidak melihat hilal, tidak terlihat hilal tersebut disebabkan oleh beberapa hal salah satunya akibat tebalnya awan yang berada di sekitar lokasi munculnya hilal.
“Setelah kami pantau dan saksikan bersama-sama, maka kami putuskan hilal di kabupaten Kotabaru tidak terlihat karena kondisi awannya tebal dan hujan gerimis, maka sangat sulit sekali posisi hilal bisa dilihat,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotabaru, di lokasi kegiatan.
Meskipun hilal tidak terlihat sambungnya, Ia menyebutkan, pihaknya akan melaporkan hasil rukyatul hilal tersebut ke Kemenag RI untuk menjadi acuan Menteri Agama dalam menentukan 1 Ramadan pada sidang isbat Jumat malam
Kamal juga meminta masyarakat untuk bersama-sama menunggu pengumuman resmi dari pemerintah RI melalui Menag dalam penentuan awal 1 Ramadhan 1443 hijriah.
“Mari kita sama-sama menunggu hasil sidang Isbat yang digelar nanti malam, Apapun hasilnya kita ikuti bersama-sama serta mari kita jaga kebersamaan, ketertiban dan kekhusuan dalam menjalankan ibadah puasa sehingga mendapatkan limpahan berkah dari Allah SWT ditengah pandemi covid-19,” ujarnya
Sementara itu, Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kemenag Kotabaru sekaligus Ketua tim Koordinator rukyatul hilal H. Syarwani menyampaikan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan untuk melihat hilal secara langsung sesaat setelah matahari terbenam menjelang awal Ramadan.
“Kali ini Kondisi cuaca tidak mendukung dalam pemantauan hilal,” imbuhnya.
Pada penentuan awal Ramadhan 2022, Kementerian Agama RI memberlakukan Kriteria imkanur Neo –MABIMS (Musyawarah Menteri Agama Berunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yakni, tinggi hilal 3 derajat dan elongasi bulan 6,4 derajat. (Rep/Ft:Mukhlis)
Discussion about this post