Kotabaru (Kemenag Ktb) – Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Kotabaru H. Herman Prasetio mengatakan operator Pondok Pesantren (Pontren) harus teliti dan memahami serta mengerti Aplikasi Program Indonesia Pintar (PIP) Pesantren dalam pengisian data santri.
“Operator Pontren harus teliti dan memahami serta mengerti Aplikasi PIP Pesantren dalam pengisian data santri untuk pengusulan penerima PIP. Walaupun ini baru sebagai usulan, operator Pontren harus teliti dalam mengisi data santri sehingga tidak terjadi kesalahan pada pengusulan bantuan PIP nantinya,” ucapnya.
Hal demikian ia sampaikan usai mengikuti kegiatan sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) – Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Pondok Pesantren (Pontren) yang diselenggarakan oleh Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (Papkis) Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Prov. Kalsel, di Aula Kantor Kemenag Tanah Bumbu, Kamis (12/05/2022).
Terjadinya kesalahan pengisian data dapat berujung tidak dikeluarkannya bantuan PIP. Oleh sebab itu Herman meminta untuk tidak salah dalam melakukan pengisian data. Semua data yang disampaikan harus dengan tepat tanpa ada kesalahan sedikitpun.
“Pengisian data ini perlu ketelitian, ketekunan, dan kesabaran. Apalagi, kita memasuki platform Satu Data Indonesia untuk menghasilkan data terintegrasi, akurat, mutakhir, terpadu, dan bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, isilah data santri nanti dengan sebaik-baiknya,” katanya
Menurutnya, sistem layanan data Aplikasi PIP Pesantren nanti akan dikembangkan lagi untuk mempermudah operator dari Kantor Wilayah dalam melakukan pendataan. Oleh sebab itu semua data harus terus diperbaharui jika terjadi perubahan.
“Ingat jangan pernah mengirim data yang tidak valid, sebab ini akan dianggap merekayasa data, mengingat PIP menyangkut pada uang Negara sehingga data yang disampaikan harus akurat dan tepat sasaran,” tegasnya
Guna mengatasi hal tersebut, Herman berharap kepada peserta memanfaatkan kegiatan sosialisasi ini agar kedapannya tidak ada terjadi kebingungan saat penegisian data. “Gunakanlah kesempatan ini sebaik mungkin untuk bertanya kepada narasumber, jangan sampai setelah berakhir sosialisai ini masih ada yang belum paham,” himbaunya. (Rep/Ft:Tina).
Discussion about this post