Kotabaru (Kemenag KTB) – Guru Raudlatul Athfal (RA) harus pandai membaca karakter anak. Jika salah baca, guru RA tidak akan mampu mengoptimalkan karakter anak sejak dini.
Hal disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru Ny. Hj. Susan Lailan Meilani Ahmad Kamal saat memberikan sambutan pada acara Pengukuhan Anak kelas B dan Pentas Seni Anak kelas A RA Al- Ikhlas di Gedung Mahligai, Sabtu (11/06/2022).
“Jangan sampe bibit unggul salah mendidik. Kalo tidak mau menjadi bibit yang gagal, karakter anak jangan dibonsai,” tegas Susan.
Dikatakan Susan, guru RA harus melakukan pendekatan pada anak untuk mengetahui dan memetakan varian karakter mereka. Sehingga, pengajarannya pun akan berbeda pada setiap anak.
“Tiap anak memiliki karakter berbeda, guru tidak bisa memaksa minat seorang anak,” ujarnya.
Susan mengilustrasikan bahwa anak yang berminat dalam menggambar akan sering menggambar. Guru tidak bisa memaksa anak yang minat menggambar untuk suka menyanyi.
“Begitu juga sebaliknya, anak yang minat menyanyi tidak bisa dipaksa untuk minat menggambar,” timpanya lagi.
Di hadapan guru RA, Susan yang juga sekaligus sebagai Bunda RA Kotabaru berpesan, bahwa selain menjadikan anak didik berkarakter, guru RA terlebih dahulu memiliki karakter.
“Kalau kita ingin menjadikan anak-anak berkarakter, maka pastikan dulu gurunya berkarakter. Tidak mungkin menjadikan anak berkarakter, jika gurunya tidak memiliki karakter,” pesan Susan.
Pada acara tersebut juga turut berhadir Para Kasi, Ketua yayasan, dan anggota DWP Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru. (Rep/Ft : Tina).
Discussion about this post