
Kotabaru (Kemenag Ktb) – “Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) merupakan kekuasaan Allah SWT yang harus diyakini dengan mengikuti syariat Islam,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka.Kankemenag) Kabupaten Kotabaru Dr. H. Ahmad Kamal, S.HI, M.Ag, saat memberikan sambutan sebelum pelaksanaan shalat GBT yang dilaksanakan di ruang induk Masjid Agung Husnul Khatimah, Selasa (10/11/22) malam.
Shalat gerhana itu digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotabaru bekerja sama dengan pengurus Masjid Agung Husnul Khatimah dimulai pada pukul 18.35 WITA yang mana sebelumnya dilaksanakan terlebih dahulu shalat Magrib berjamaah kemudian dilanjutkan dengan shalat gerhana, Khutbah, zikir, serta do’a dan diakhiri dengan shalat Isya berjamaah.
Menurut Ka.Kankemenag gerhana merupakan fenomena alam yang tidak ada kaitannya dengan kelahiran manusia agung, maupun kematian seseorang. Melainkan merupakan fenomena alam yang terjadi atas kekuasaan dan kebesaraan ALLAH SWT. Sehingga, sebagai umat islam fenomena itu harus disikapi dengan cara mengikuti syariat Islam atau perintah Rasulullah SAW.
“Itu sebabnya dianjurkan Shalat Gerhana untuk mengagungkan kebesaran ALLAH SWT karena ini merupakan fenomena bukti kebesaran Allah yang harus disyukuri dengan cara banyak memohon ampun dan berdoa untuk kebaikan,” ungkap Kamal.
Sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT, Ka.Kankemenag mengajak para jamaah agar tidak menghubungkan peristiwa gerhana matahari ini dengan hal-hal berbau kesyirikan. “Datangnya Gerhana matahari bukanlah tanda mati atau lahirnya seseorang. Peristiwa ini semata-mata merupakan bukti kebesaran Sang Pencipta,” tegasnya lagi.
Kepada seluruh jamaah ia berharap agar dapat menyikapi fenomena GBT dengan cara mengingat kebesaran ALLAH SWT dan memperbanyak amalan-amalan yang diajarkan oleh rosulullah. Bukan malah berpesta pora atau melakukan ritual kesyirikan.
“Umat Islam mestinya memperbanyak dzikir, istigfar, takbir, melakukan shalat, dan banyak berdo’a memohon pada Al Khalik. Inilah yang diajarkan Nabi kita sebab fenomena alam tersebut kata dia, membuktikan kebesaran ALLAH SWT yang nyata,” ujarnya didepan jamaah.
Sementara bertindak sebagai Imam pada Shalat GBT kali ini adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam, H. Herman Prasetio, S.Ag, MM. Sedangkan Khatib adalah Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, H. Ramadhan, S.Ag, M.Pd.I.
Dalam ceramahnya, Khatib menjelaskan bahwa kehadiran kita pada Shalat Gerhana ini adalah sebagai refleksi atas keimanan kita kepada Allah SWT. Karena dengan mempelajari fenomena alam yang terjadi, kita dapat selalu mengingat tanda – tanda kebesaran Allah.
“Peristiwa gerhana itu baik bulan maupun matahari adalah semata tanda kekuasaan Allah. Bukan keterkaitan atas apa yang terjadi di bumi seperti peperangan,kematian, atau kelahiran seseorang,” pungkasnya.
Pelaksanaan shalat GBT diikuti ASN Kantor Kemenag Kotabaru, pemerintah daerah, tokoh agama, pimpinan organisasi dan masyarakat kabupaten Kotabaru. (Rep/Ft: Ulis).
Discussion about this post