
Kotabaru (Kemenag KTB) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru Dr. H. Ahmad Kamal, S. HI. M. Ag menghimbau alangkah baiknya bila perayaan pergantian tahun ini dilakukan dengan kegiatan yang lebih positif.
“Kita sudah masuk tahun 2023. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat dalam merayakan pergantian tahun dengan berbagai macam kegiatan, ” ujarnya saat dimintai keterangannya di Kotabaru, Minggu (30/12/2022).
Kamal juga mengimbau kepada masyarakat khususnya anak-anak muda agar merayakan tahun baru 2023 dengan kegiatan positif.
“Pergantian tahun ini, hendaknya dijadikan sebagai momen untuk mengevaluasi diri dan bersyukur. Terpenting isi dengan kegiatan positif, ” pungkasnya.
Dia menjelaskan, untuk perayaan tahun baru sebenarnya bukan suatu kewajiban. Namun sudah menjadi budaya di tengah masyarakat. Tetapi alangkah baiknya, jika ingin merayakan dengan melakukan kegiatan dan hal yang positif.
Diceritakannya, saat tahun baru berlangsung, anak-anak muda atau pelajar yang berkumpul. Sebaiknya bisa melakukan diskusi tentang keilmuan yang dipelajari di sekolah atau membahas rencana-rencana masa depan.
Jadi bukan diisi dengan kegiatan yang hura-hura dan bersenang-senang saja di malam pergantian tahun. Karena cukup banyak kegiatan yang positif yang bisa dilakukan.
“Sekarang ini memang sering terlihat anak-anak muda yang berkumpul di kafe, dan walaupun itu imagenya kafe, namun mereka melakukan diskusi-diskusi yang menarik dan positif,” jelasnya.
Lanjutnya, dalam merayakan tahun baru, sebaiknya jangan melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri atau hal-hal yang dilarang oleh agama, seperti pesta minuman keras (miras) dan sebagainya.
Minuman keras itukan tidak ada keuntungannya, justru membahayakan diri. Dan untuk anak muda, apalagi yang disekolahkan minimal tamatan SMA. Saya rasa seharusnya dia sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Sambungnya, namun juga sedikit disesalkannya, masyarakat lebih antusias saat melakukan perayaan Tahun Baru Masehi ketimbang Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam. Sebagian umat Islam saat Tahun Baru Hijriah jarang merayakannya.
Dia menambahkan, namun pada intinya, tergantung bagaimana komitmen pemerintah. Kalau pemerintah melihatnya itu bagian daripada proses hukum, mungkin menurutnya sah-sah saja bagi mereka.
“Jadikan pergantian tahun baru sebagai introspeksi diri dan rasa bersyukur kepada Tuhan pencipta,” tutupnya. (Rep/Ft: Tina).
Discussion about this post