
Kotabaru (Kemenag Ktb) – Meriahkan Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia, Menteri Agama mewajibkan peserta upacara untuk memakai pakaian adat nusantara.
Upacara ini diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Kemenag Kotabaru. Selain itu nampak juga para anggota Dharma Wanita Persatuan di lingkungan Kantor Kemenag Kotabaru, Selasa (3/1/23).
Ketua Dharma Wanita (DWP) Kemenag Kotabaru Hj. Susan Lailan Meilani menerangkan bahwa penggunaan pakaian adat nusantara pada pelaksaan HAB berdasarkan surat edaran nomor 42 tahun 2023 tentang perubahan panduan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2023.
“Upacara HAB tahun ini ada perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya, dimana seluruh peserta apel ASN dan ibu-ibu DWP diwajibkan menggunakan pakaian daerah. Hal ini kita laksanakan sesuai petunjuk edaran Menteri Agama,” ujarnya.
Menurut Susan pegguaa baju adat nusantara dapat menggerakan pemuda – pemudi Indonesia memiliki rasa bangga dengan kebudayaan dari tempat mereka berasal dan menghindari chauvinism.
“Mari kita bergandeng tangan bersama untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan di Indonesia untuk kedamaian dan kesejahteraan. Salam Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Guru MAN itu.
Selanjutnya kata Susan, dengan adanya kebijakan penggunaan busana nasional dari berbagai daerah sebagai pakaian upacara, DWP Kemenag Kotabaru yang ia pimpin berinisiatif menyelenggarakan lomba Fashion Show busana adat untuk memeriahkan dan menyemarakkan HAB Kemenag.
“Pemenang lomba busana adat terbaik diumumkan setelah upacara selesai dan akan diberikan apresiasi berupa hadiah yang telah disiapkan sebelumnya oleh panitia. Namun sebelumnya peserta diharuskan mengikuti Fashion Show,” ujarnya.
Sementara Akhmad Syarwani sebagai juara terpilih kategori couple pakaian adat mengaku tidak menyangka dan bersyukur bisa menjadi salah satu pemenang dalam lomba ini. “Niatnya seru-seruan tapi malah dapat hadiah,” jelas Syarwani yang menjabat sebagai Penyelenggara Zakat Wakaf Kemenag Kotabaru.
Syarwan mengatakan ketika ia mengetahui peserta upacara wajib menggunakan pakaian daerah nusantara, dirinya bersegera memilih baju adat Bajar untuk dikenakan nanti.
“Karena kebetulan saya lahir dan besar di Kalimantan Selatan jadi ketika mendapat kabar kalau tahun ini upacara harus memakai baju adat, langsung terbayang serunya memakai baju adat Banjar bersama istri saya,” terangnya.
Sementara Abdurraman yang juga juara pakaian adat nusantara terbaik kategori pria berharap tahun depan akan diadakan lagi Lomba Busana Adat Nusantara. “Ya semoga tahun depan diadakan lagi, karena ini unik, upacara memakai busana adat dan bisa menambah rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia di lingkungan Kemenag,” kata seorang guru MAN Kotabaru. (Rep/Ft:Tina)
Discussion about this post