
Banjarmasin (Kemenag KTB) – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru Ny. Hj. Susan Lailan Melani Ahmad Kamal mengharapkan anggotanya ikut berperan cegah stunting.
“Pencegahan stunting ini memerlukan keterlibatan seluruh elemen, baik individu, kelompok, maupun komunitas keagamaan seperti DWP kemenag kotabaru, ” Ujarnya.
Hal tersebut Ia sampaikan usai menghadiri kegiatan sosialisasi percepatan penurunan angka stunting di Kalimantan Selatan di Hotel Nasa Banjarmasin, Jum’at (27/01/2023).
Susan mengatakan stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan orang lain pada umumnya.
“Hal ini dikarenakan kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, masih terbatasnya layanan kesehatan, masih kurangnya akses kepada makanan bergizi dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” jelasnya.
Susan menjelaskan bahwa dampak buruk yang ditimbulkan oleh stunting yaitu dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
“Sedangkan dalam jangka panjang yaitu menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, ” Sambungnya.
“Ciri-ciri stunting anak yaitu tanda pubertas terlambat, performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar, pertumbuhan gigi terlambat, usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam dan wajah tampak lebih muda dari usianya,” Terangnya lagi.
Lanjut Susan, Pemerintah secara agresif terus berupaya menurunkan prevalensi stunting dengan target sebesar 14 persen pada 2024.
Dalam hal ini, DWP Kemenag sebagai wanita – wanita kuat dan tangguh dinilai memiliki potensi besar bagi sosialisasj pencegahan stunting ini,” katanya.
Lebih jauh Susan menjabarkan strategi – strategi seputar pencegahan stunting yang dapat disampaikan oleh anggotanya pada keluarga dan masyarakat
Pertama, sebut Susan, ajakan hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, termasuk di dalamnya tidak membuang air sembarangan.
Yang kedua, sambungnya, adalah ajakan mengonsumsi makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi berusia 2 tahun. “Asupan gizi yang baik menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar anak terhindar dari stunting,” tuturnya.
Yang ketiga,Susan mengajak para orang tua untuk memberikan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya. “Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas manusia Indonesia ke depan,” ujarnya.
Yang keempat, Susan menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, serta konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil.
“Selanjutnya, perkawinan juga harus dilakukan oleh pasangan berusia matang, baik fisik, psikologis, spiritual, maupun ekonomi, yaitu setidaknya pada usia 19 tahun menurut ketentuan Undang-Undang, ” jelasnya.
Susan berharap melalui sosialisasi dari para ibu DWP kemenag kotabaru nantinya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap stunting kian meningkat, demi terwujudnya cita-cita mencetak generasi muda bangsa yang sehat, cerdas, unggul, dan berdaya saing.
“Mari kita lepaskan ego masing-masing untuk keluarga yang sejahtera dan menciptakan generasi berkualitas,” tutupnya. (Rep/Ft: Tina).
Discussion about this post