
Kotabaru (Kemenag KTB) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotabaru Dr. H. Ahmad Kamal, S. H. I., M. Ag. berpesan kepada masyarakat Muslim agar dapat menghormati perbedaan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
“Walaupun hari raya kali ini berbeda, masyarakat harus saling menghormati serta menjunjung tinggi toleransi, ” katanya saat melaksanakan pengamanan jalannya Salat Idul fitri 1444 H DPD Muhammadiyah Kab. Kotabaru. Jum’at (21/04/2023) di Siring Laut Kotabaru.
Kamal yang juga merupakan Pembina GP. Ansor Kab. Kotabaru meminta kepada masyarakat agar dapat menghargai dan saling mengikat hubungan silaturahmi dengan baik.
Ka. Kankemenag juga mengatakan Pemerintah Kabupaten Kotabaru juga telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.
Ia mengatakan, berdasarkan berdasarkan hasil sidang isbat yang diumumkan oleh Menteri Agama RI, dari 123 titik pengamatan rukyatul hilal, tidak satupun terlihat hilal.
Hal tersebut disebabkan oleh awan tebal dan ketinggian hilal masih sangat rendah, yaitu 2 derajat 17 menit dan elongasi 3 derajat dan umur hilal 7 jam.
Sedangkan menurut kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), kriteria penetapan hilal (bulan) awal Hijriyah adalah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. “Maka pemerintah tetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023,” katanya.
Sementara itu, Kasubbag TU yang juga selaku ketua GP. Ansor dan Banser mengatakan, di Kotabaru memiliki dua perbedaan dalam penetapan awal bulan Hijriah, metode Hisab Hilal Hakiki yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
Sedangkan metode penetapan yang dilakukan oleh pemerintah adalah berdasarkan hisab dan rukyat. Hisab dilakukan sebagai perhitungan, dan rukyat sebagai konfirmasi hasil hisab. “Jika hasil rukyat tidak terlihat hilal, maka bulan Hijriah digenapkan 30 hari,” tutupnya. (Rep/ft: Tina).
Discussion about this post