
Kotabaru (Kemenag KTB) – Kepala Seksi pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (PAPKIS) H. Herman Prasetio, M. M. menyebut bahwa perhelatan Musabaqoh Qiro’atul Kutub (MQK)merupakan bentuk syiar Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang ber-akhlakul karimah.
“Karena sejalan dengan misi Kalsel yakni mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berbudi Pekerti Luhur. Serta salah satu upaya kelompok umat Islam dalam rangka memantapkan nilai- nilai beragama dalam berbangsa dan bernegara,” katanya.
Hal demikian Herman sampaikan usai menghadiri dan mengikuti rapat koordinasi persiapan pelaksanaan Musabaqoh Qiro’atul Kutub (MQK) Tingkat Nasional VII Tahun 2023. Kamis (04/05/2023) di Aston Tanjung City Hotel Kab. Tabalong.
Selain itu, lanjut Herman, MQK juga diselenggarakan sekaligus sebagai ajang mengevaluasi sejauh mana pencapaian para santri di Indonesia khususnya di Kalsel dalam menyerap ilmu selama belajar di pondok pesantren.
Herman menilai bahwa substansi yang paling mendasar bagi seorang santri adalah mempelajari kitab kuning. Menurut dia, mampu memahami kitab- kitab bersama dengan guru yang jelas riwayat ilmunya merupakan syarat utama bagi seorang murid dapat dikatakan sebagai santri.
“Karena seorang santri tidak bisa memperdalam ilmu agama kalau tidak bisa membaca kitab kuning, tidak cukup membaca buku tapi juga harus ada guru, harus benar sanadnya, jadi jelas riwayat ilmunya,” ucapnya.
Selanjutnya, dengan akhlakul karimah, umat dapat menerapkan nilai- nilai mulia dalam berbangsa dan bernegara. Ia pun mengapresiasi para kiyai, ulama, pimpinan pondok pesantren, yang telah mengikutsertakan para santrinya dalam kegiatan MQK ini.
Herman juga mengungkap MQK diselenggarakan untuk memeriahkan puncak hari santri tahun 2023, dengan mendorong kecintaan santri terhadap kitab kuning.
Sebab, kajian dan ilmu keagamaan Islam bersumber dari kitab bahasa Arab. MQK juga menjadi ajang silaturahim santri maupun kiai dalam mewujudkan persatuan kesatuan nasional. Juga menguatkan peran pondok pesantren dalam mencetak kader ulama dan tokoh masyarakat masa depan.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kotabaru Dr.H. Ahmad Kamal, S. H. I., M. Ag pada kesempatan yang berbeda menekankan bahwa lewat perhelatan ini dapat dibuktikan bahwa pondok pesantren merupakan tempat yang aman bagi anak -anak. Pesantren tetap jadi tumpuan mendidik generasi berkualitas.
Ajang ini pun bagi Herman, menjadi momentum menguatkan sinergi antardaerah kabupaten/kota kaitannya dalam mencetak generasi pencinta Alquran dan meningkatkan minat santri membaca kitab kuning.
“Mari kita maksimalkan persiapan ini, Selamat kepada para santri yang nantinya menjadi perwakilan di ajang MQK, semoga memberikan manfaat dalam menebarkan syiar Islam di Indonesia,” pungkasnya. (Rep: Tina / Ft : Hafidz).
Discussion about this post